Friday, July 6, 2007

Air Mata

Menangislah bila harus menangis
Karena kita semua manusia

(Dewa 19)

Malam ini aku pindah kamar di tempat kos yang sama. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan barang-barangku dari lantai dua ke kamarku yang baru dilantai satu. Sambil mengangkat kotak demi kotak barang ke lokasi yang baru, aku ngobrol di telepon dengan dia. Sebelum jam 11 malam, kami menyudahi pembicaraan. Lalu, sebuah pesan pendek darinya mampir di ponselku. Ia mengatakan ia menangis hari ini karena salah satu mantannya memutuskan untuk tidak mengenalnya lagi. Pasalnya si mantan marah karena dia menolak untuk kembali menjalin hubungan. Tidak sekedar itu, si mantan juga mengajaknya menikah.

Hatiku terasa pilu. Bukan karena ulah sang mantan. Tapi karena air mata yang diteteskan oleh perempuan yang kucintai. Ia perempuan yang kuat. Takkan mudah baginya menitikkan air mata. Ia hanya menjawab,"Aku sedih karena keputusan dia yang tak mau mengenalku lagi."

Hatiku pilu karena ia menitikkan air mata untuk orang lain. Meski aku pun tak pernah berharap ia menangis karenaku. Aku berjanji tak akan pernah menyakitinya.

Jika hubungan kami harus berakhir, entah bagaimana ia akan mengenangku. Yang jelas aku ingin ia mengenangku sebagai laki-laki yang selalu mencintainya. Aku ingin ia mengenangku sebagai laki-laki yang akan selalu menyayanginya. Aku ingin ia mengenangku sebagai laki-laki yang akan selalu menjaganya. Aku ingin ia mengenangku sebagai laki-laki yang akan melakukan apapun untuk membahagiakannya. Bahkan jika aku tak bisa bersamanya. Bahkan jika aku tak dapat memilikinya. Tapi entahlah…

I'm a man. Man doesn't cry. But i remember…the last tears I cry is for her. (Ternyata gw pria melankolis....hehehe)

No comments: