Wednesday, May 9, 2007

Hidup adalah Sebuah Esai

Hidup adalah Sebuah Esai

Kata orang "Hidup itu pilihan". Walaupun aku lebih suka menggambarkan hidup itu seperti esai. Sebuah esai yang bebas. Kita menulis jawaban kita atas pertanyaan-pertanyaan hidup. Terkadang jawaban itu tepat, terkadang hampir tepat, terkadang kurang tepat atau melenceng sama sekali.

Tak ada pilihan seperti opsi jawaban pada soal-soal ujian. Dalam konteks tersebut, segalanya lebih mudah karena jawaban yang tepat sudah tersedia. Tergantung pandai-pandainya kita menjatuhkan pilihan. Atau terkadang memerlukan sedikit keberuntungan.

Tapi hidup adalah sebuah esai. Kita tahu goresan pertama dari cerita hidup kita, namin tak tahu akan berakhir dimana. Tergantung buku apa yang ingin kita tulis. Kita yang menentukan cerita hidup kita sendiri.

Aku berkaca pada diriku hari ini. Setahun yang lalu, ketika aku memilih menjadi wartawan --yang tak pernah terpikirkan sebelumnya--, aku kembali bertanya,"Mengapa aku memilih profesi ini?" Latar belakang pendidikanku sama sekali tak mendukung karir yang kupilih -terlepas aku dimasukkan kedalam kompartemen ekonomi dan bisnis selama 7 bulan pertamaku--. Awalnya, karena aku ingin. Lalu, aku berusaha agar aku bisa. Atau pada saat itu tidak ada pilihan lain bagiku? Tidak juga. Aku punya pilihan lain, dan akupun memilih, dan aku menulis essay hidupku.

Setahun berlalu, keinginan menjadi seorang wartawan masih tetap menggema. Lalu, aku mulai kuatir. Bagaimana kalau hanya ini yang aku bisa? Bagaimana kalau aku tak mampu memilih karir yang lain meski aku ingin? Berarti cerita hidupku memang hanya dialur ini saja. Mudah-mudahan tidak.

No comments: