Tuesday, May 22, 2007

KDRT

Suara jadoelnya Michael Buble melantunkan lirik lagu Home membangunkanku dari tidur pagi ini. Tiba-tiba aku merindukan rumah dan keluargaku di Bangka sana. Rumah bagiku bukanlah sekedar bangunan fisik. Rumah bagiku bukanlah sekedar tempat tinggal. Rumah bagiku adalah tempat yang damai dan nyaman. Tempat berlindung dan bersandar. Tempat dimana kita selalu disayangi dan didukung. Dermaga untuk berlabuh, sarang untuk pulang.

Meski aku jauh dari rumah, namun banyak sekali orang yang tidak seberuntung diriku. Berapa banyak orang yang tidak memiliki rumah. Tapi yang lebih menyakitkan adalah rumah terkadang menjadi tempat yang paling menakutkan. Dan keluarga menjadi orang yang menakutkan. Kekerasan Dalam Rumah Tangga. KDRT. Arist Merdeka Sirait dari Komisi Nasional Perlindungan Anak berujar bahwa sekitar 90 persen kekerasan dilakukan oleh orang yang dikenal. Dan dari angka itu, 90 persen pelakunya adalah perempuan. Data yang mengejutkan bagiku.

Dari pengalamanku liputan di Metro selama hampir 6 bulan, aku berusaha mengingat-ingat beberapa kasus KDRT.

Bidara Cina. Saat itu aku bertemu dengan seorang anak laki-laki kelas 4 SD di Polres Jaktim. Ia menjadi korban penganiayaan ibu kandungnya. Selain lebam-lebam dibadannya, terdapat luka bekas gigitan dipaha kirinya. “Kalau Mama lagi kesal, aku sering dipukul,” kata anak itu.

Komnas PA. Kasus seorang perempuan yang diperkosa sejak umur 14 tahun oleh ayah tirinya. Dan kejadian ini berlangsung selama empat tahun sebelum ia berani melawan. TKP di Cilincing.

Komnas PA. Seorang balita berumur 2 tahun diduga tewas dianiaya oleh ibu kandungnya. Badannya penuh memar, bibirnya robek, di punggungnya terdapat bekas telapak kaki, belakang kepalanya memar, dari hidungnya keluar cairan putih yang diduga adalah cairan otak. Anak manis yang malang. TKP di Depok.

Pulogadung. Istri bunuh Suami. Saat sang suami sedang tertidur lelap, satu tusukan menhujam perutnya. Si suami berusaha lari, namun istrinya yang kalap mengejarnya. Dengan pisau dapur ditangan ia menusukkan pisau itu berulang-ulang ke tubuh si suami. Si suami terkapar dijalanan dan akhirnya meninggal di RS. Hal ini diduga karena uang Rp 500 ribu dan cemburu.

Kramat Jati. Suami bunuh istri didepan anak tunggal mereka. Entah apa yang menyebabkan pria ini kalap. Di suatu pagi ketika istrinya selesai memandikan putrid tunggal mereka, ia menghujamkan 6 tusukan di tubuh istrinya. Sebelum ia akhirnya mengiris nadinya. Istrinya meninggal, ia berhasil diselamatkan.

Duren Sawit. Atau yang lebih menyedihkan menimpa seorang anak kelas 2 SD. Ia mendapat penganiayaan disekolah. Pelaku adalah sepasang anak kembar yang sekelas dengannya, perempuan pula. Entah karena penganiayaan itu atau bukan, si anak akhirnya meninggal 4 hari setelah kejadian.

Di luar KDRT, tentu masih banyak kekerasan dan kejahatan terjadi. Dimana lagi tempat aman didunia ini? Copet, maling, rampok, penculik, pemerkosa, pedofil, pembunuh berkeliaran. Tapi jika rumah sendiri sudah menjadi tempat yang menyeramkan, ah…tapi jika orang-orang terdekat justru menjadi ancaman, ini sudah keterlaluan.

Masa kita harus selalu waspada dan curiga 24 jam sehari. Seperti kasus istri yang membunuh suaminya ketika ia sedang tertidur. Bahkan orang yang tidur disebelah kita pun tak dapat dipercaya. Atau ketika ternyata sekolah pun menjadi tempat yang tidak aman. Di sekolah terancam dipukul, tak hanya teman, guru pun bisa menjadi pelaku. Di Jakarta Pusat, seorang guru mencabuli enam murid perempuannya yang masih SD. Pulang sekolah pun penculik mengincar.

Ah…dunia ini semakin sakit saja.

No comments: